Sunday, September 30, 2012


HANDLING

Pada dasarnya ternak merupakan hewan liar yang telah didomestikasikan untuk keperluan menghasilkan produk sesusai kebutuhan manusia. Dapat dipastikan bahwa semua jenis ternak yang telah didomestikasikan itu masih mempunyai sifat-sifat dasar, disamping itu ternak-ternak besar (seperti kerbau, sapi) mempunyai tenaga extra yang sangat kuat jika dibandingkan dengan kekuatan manusia, sehingga untuk keperluan pengelolaan sehari-hari kita dituntut untuk menguasai teknik-teknik pengusaan ternak.
Pengusaan terhadap ternak dalam usaha peternakan, terutama ditujukan untuk keperluan keperluan sebagai berikut :
1.      Mempermudah penanganan ternak, baik di lapangan maupun di dalam kandang.
2.      Menghindarkan kerugian yang disebabkan oleh ternak, di samping itu untuk menjamin keamanan bagi ternaknya sendiri.
3.      Mempermudah penanganan sehari-hari, seperti pemotongan kuku, ekor, tanduk, pencukuran bulu, kastrasi dan lain sebagainya.
Pengetahuan yang berkaitan dengan cara penanganan ternak (handling) yaitu menggunakan tali atau tambang, cara mengikat juga perlu dipahami dengan baik. Apalagi untuk ternak sapi yang mempunyai tubuh besar dibandingkan dengan domba atau kambing.
a.      Menguasai sapi di lapangan
Hal-hal yang perlu di perhatikan pada waktu melakukan handling ternak adalah :
·         Perlu diusahakan datang dari arah depan ternak secara perlahan-lahan sehingga ternak bisa melihat kedatangan kita dan tidak terkejut.
·         Memperlakukan ternak dengan halus, sehingga ternak tidak merasa takut.
·         Selanjutnya bila ada tali pengikatnya, dekatilah ternak secara pelan-pelan dan usahakan bisa memegang talinya. Kemudian tenangkan ternak dengan cara menepuk-nepuk tubuhnya, ikatkanlah tali pada sebatang pohon atau bawa langsung ke dalam kandang.
·         Sedangkan untuk ternak agak liar, setelah terpegang talinya usahakan direbahkan.
·         Bila ada tali pengikatnya , usahakan agar ternak bisa digiringkedalam kandang, yaitu dengan cara memancingnya dengan makanan (rumput) dan selanjutnya usahakan untuk bisa dipasang tali pengikat.
·         Sedangkan untuk ternak yang masih agak liar usahakan agar ternak dapat dijatuhkan dengan memasang jebakan llingkaran tali, setelah ternak jatuh baru masing-masing kaki depan dan belakangnya diikat menjadi satu. Dan setelah ternak dapat dikuasi, kemudian diberi tali pengikat pada lehernya.
b.      Menguasai sapi dalam kandang
·         Jika ada tali pengikatnya, dekati ternak secara pelan-pelan agar tidak terkejut. Peganglah talinya dan usahakan untuk bisa merapatkan diri dengan ternak, lalu tepuk-tepuklah punggungnya secara halus. Kemudian ikatlah tali pada cincin pengikat yang ada.
·         Jika tidak ada tali pengikatanya, terlebih dahulu dekatilah ternak perlahan-lahan agar ternak menjadi lebih tenang, baru kemudian pasangkan tali pengiktnya pada leher.
c.       Merebahkan sapi
·     Pedet
·         Dekatilah pedet, sudutkan dan peganglah pada leher dan pantatnya agar pedet bergerak maju atau mundur.
·         Tangan pemegang leher dilepaskan untuk kemudian memegang lutut  kaki kanan lewat atas bahu.
·         Tekuk lutut sedikt mengukit dan tarik anak sapi ke arah tubuh kita, dengan demikaian pedet akan meluncurkan ke tanah dan berbaring pada salah satu sisinya.

·         Sapi dewasa
Merobohkan ternak sapi yang dewasa cukup sulit dan memerlukan cara temali yang agak rumit. Cara merobohkan sapi dewasa dapat dilakukan dengan pengikatan atau tanpa pengikat. Tiga cara merobohkan sapi dengan pengikatan tali yaitu dengan pengikatan leher, pengikatan silang dada dan pengikatan tanduk (bagi sapi yang bertanduk), cara merebahkan sapi sebagai berikut :
v  Siapkan seutas tali dengan panjang kira-kira 10 meter.
v  Ikatkan salah satu ujung tali pada leher sapi secara kendur.
v  Ikatkan tali ke belakang bahu dengan cara melilitnya pada dada di depan tulang punggung dan pinggangnya.
v  Seorang yang lain memegang tali “keloh” dan beberapa orang lagi menarik tali yang dililitkan pada tubuh sapi tadi ke belakang, maka kemudian sapi akan rebah.
v  Untuk penanganan lebih lanjut, masing-masing kaki depan belakang diikat menjadi satu. Leher ditekan agar tidak bangkit lagi.

2.   Menguasai Kambing dan Domba
a. Menangkap Kambing/Domba
v  Dekatilah kambing /domba dengan hati-hati  dan tunggu hingga kambing/domba menjadi tenang dan diam. Kalau kambing / domba mencoba lari bergerak segera ke arah larinya, kedua tangan direntangkan untuk menutup bidang geraknya.
v  Letakanlah satu tangan di depan leher dan tengadahkan ke arah rahangnya, sedangkan tangan yang lain diletakan di belakang kepala sehingga kepala dapat terpegang dengan pasisi seperti mencekik.
v  Atau dengan cara lain, yaitu satu tangan di depan leher, sedangkan tangan yang lain di belakang leher. Tangan yang di depan leher ditujukan untuk mencegah kambing / domba bergerak maju, sedangkan yang dibelakang ekor untuk mencegah kambing / domba bergerak mundur.
v  Jika tenaga kita cukup kuat, dekatilah kambing / dombadari arah belakang dengan diam-diam, lalu dengan gerak cepat pegang kedua kaki sisi yang sama. Sesegera mungkin raihlah lehernya dengan satu tangan  dan tangan yang lainya memegang bagian belakang leher.
v  Jika kambing / domba bertali leher, pegang tali lehernya dengan cepat, kemudian pegang lehernya, seperti pada perlakuan diatas.
b. memegang anak kambing / domba
·           Pegang kaki depan dan belakang kanan dengan tangan kanan, kaki depan belakang kiri dengan tangan kiri. Kepala dan dada menghadap ke atas (posisi kita berdiri), kambing / domba kita angkat punggungnya kita tempelkan pada dada kita.
·           Kemudian kita berusaha untuk duduk dan tempatkan punggungnya pada posisi diantara kedua paha kita, selanjutnya kita dapat menjepitkan kaki kita pada iga atau leher anak kambing / domba. Setelah itu kita bisa melakukan kastrasi, pemotongan ekor, atau memberi minum obat.
c.       Menundudukan kambing / domba
·         Tempatkan diri kita pada sisi kiri ternak, pegang leher bagian bawah dengan tanga kiri dan bagian belakang ekor dengan tangan kanan.
·         Letatkan ibu jari di sekeliling moncong atau dalam mulut di belakang gigi seri, pada waktu yang bersamaan pindahkan tangan kanan ke atas lutut kaki belakang sebelah kanan.
·         Dengan tangan kiri, tengokkan kepala ternak kebelakang di atas bahunya, sehingga ternak bisa melihat punggungnya sendiri.
·         Tekan bagian belakang kaki dengan tangan kanan sehingga ternak jatuh ke belakang.
·         Mundur setengah langkah sehingga ternak meluncur dan duduk di atas tanah.
·         Lepaskan tangan di leher dan raihlah kedua kaki depan melalui belakang tubuhnya, kemudian jepit kepala diantara ketiak kita, hingga ternak bisa duduk.
·         Dalam posisi ini dapat dilakukan potong kuku atau cukur bulu.
d.      Merebahkan kambing / domba
·         Lakukan prosedur ke 1-5 pada proses menundukan kambing / domba sehingga ternak sampai dalam posisi duduk.
·         Lepaskan leher dan pegang kedua kaki depan, kemudian letakanlah kepalanya di atas tanah.
·         Sebaiknya ada seorang lagi yang membantu mememgang lutut kaki bagian belakang.
·         Pegang leher dan paha depan hingga kepalanya terletak di atas tanah.
·         Ikat kedua kaki depan dan belakang.
·         Pada posisi demikian dapat dilakukan pemotongan tanduk pada kambing.